Di Era Digital, Pustakawan Dituntut Bertransformasi
25 Maret 2022

Salemba, Jakarta – Perpustakaan sekolah seharusnya menjadi komponen penting dalam ekosistem sekolah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pengajaran dan pembejalaran. Bahkan di era digital saat ini, pustakawan dan perpustakaan pun harus bertransformasi.

Hal ini disampaikan Akademisi Universitas Indonesia Ari Nugraha dalam Webinar Forum Perpustakaan Sekolah/Madrasah Indonesia (FPSMI) dengan tema "Servant Leadership of School Librarian: Transformasi Perpustakaan Mewujudkan  Ekosistem Digital Nasional", Kamis (17/3/22).

"Perpustakaan harus dapat menyediakan sumber daya informasi yang bukan hanya relevan tetapi juga valid untuk menunjang proses pengajaran dan pembelajaran," katanya.

Misalnya, bekerjasama dengan guru untuk mengumpulkan dan membuat materi-materi digital terbaru, dan menyebarluaskan materi digital melalui kanal-kanal yang dapat diakses oleh siswa.

Ari mengatakan, perpustakaan sekolah dapat berperan dalam membangun siswa menjadi talenta digital, ketika perpustakaan dapat beradaptasi dan mentransformasikan layanannya dengan perkembangan internet dan web.

"Kompetensi pustakawan sekolah pun perlu terus ditingkatkan, menyesuaikan dengan perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras internet dan web," terangnya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada, Rangga Almahendra mengatakan, dalam menjalankan tugasnya, pustakawan maupun tenaga perpustakaan tidak hanya sekadar bertugas menjaga buku saja. Tetapi sesungguhnya pustakawan berperan dalam mempersiapkan peradaban.

Dijelaskan, servant leadership merupakan kepemimpinan yang melayani dengan mengedepankan pemenuhan kebutuhan orang lain (pemustaka), membantu mereka tumbuh dan memberikan peluang untuk terus berinovasi.

"Baik Kepala perpustakaan sekolah/madrasah atau pustakawan hendaknya mendahulukan atau melakukan gaya kepemimpinan yang melayani, yakni mampu memberikan pengaruh kepada usernya untuk sama-sama berprestasi, yang paling penting melayani secara tulus kepada pemustaka," katanya.

Dikatakan, dalam gaya kepemimpinan yang melayani ini, ada lima kualitas yang harus dimiliki. Diantaranya, banyak mendengar, memiliki sikap empati, dan berdedikasi.

Dalam pengembangan perpustakaan Sekolah, Koordinator Bidang Tata Kelola Direktorat SMA Kemdikbudristek, Winner Jihad Akbar menyampaikan, saat ini Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ini sesuai dengan Permendikbudristek No. 2 tahun 2022. Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

"Literasi menjadi bagian penting untuk meningkatkan SDM. Salah satu dukungan yang diberikan oleh pemerintah yakni melalui dana BOS yang dapat digunakan untuk pengembangan perpustakaan," ungkap Winner.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi menyampaikan, dalam melakukan pembinaan dan pengembangan sekolah/madrasah dijumpai jumlah pustakawan dan tenaga perpustakaan kurang mencukupi.

"Oleh karenanya, Perpusnas mengambil kebijakan pembinaan perpustakaan dengan pengembangan SDM Perpustakaan, khususnya pengembangan pola karier pustakawan," ungkapnya.

Menurutnya, agar perpustakaan sekolah/madrasah dapat berjalan dengan semestinya setiap stake holder harus mengambil peran dalam membina dan mengembangkan, perpustakaan untuk kesejahteraan bersama.

"Hal ini merupakan tugas kita bersama dikerjakan secara bersama. Saya yakin kedepannya perpustakaan akan menjadi pusat peradaban masyarakat Indonesia yang berbudaya literasi dan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera," jelas Deni.

 

Reportase: Wara M